Pertanyaan seperti judul artikel ini sungguh klise bagi kita semua karena memang pertanyaan tersebut hampir menjadi pertanyaan semua orang baik itu masyarakat umum, pedagang, pengusaha atau bahkan pemerintah. Pandemi ini sudah berlangsung 1 tahun 3 bulan dan kalau hal tersebut diasosiasikan dengan kelahiran seorang bayi, maka sudah tentu bayi tersebut sudah lahir dan dalam tahap menyusui dan bahkan hampir belajar untuk makan makanan bertekstur lembut. Kalau bayi tentunya kita berharap dia sehat selalu dan berumur panjang, tetapi kalau Covid-19 tentunya kita berharap dia segera enyah dan meninggalkan bumi ini.
Data mencatat bahwa perekonomian Indonesia minus 0,74 % pada Kuartal I dan pada Kuartal II, Pemerintah menargetkan perekonomian kita bertumbuh 7 %. Tentunya hal ini memberikan angin segar bagi para investor dan pelaku usaha untuk dapat mengembalikan kerugian yang sudah diderita kurang lebih 1 tahun lamanya. Tetapi rupanya target 7% ini cukup berat untuk dicapai dikarenakan pada Bulan Juni ini terdapat angka kenaikan Covid-19 secara signifikan yang pada akhirnya membuat pertumbuhan perekenomian tidak sesuai yang diharapkan.
Meledaknya kasus Covid-19 ini tentunya semakin memperburuk kondisi Industri Pariwisata di Indonesia sebagaimana kita ketahui Bali yang dahulu menjadi Surga Wisata dunia saat ini justru menjadi sangat terpuruk bahkan banyak toko-toko yang dahulu didatangi Turis saat ini tutup dan bahkan terbengkalai. Selain itu banyak asset-aset Hotel di Bali yang dijual demi menutup Biaya Operasional yang tidak sebanding dengan pemasukannya. Karyawan-karyawan di sektor pariwisata juga banyak yang di PHK karena perusahaan sudah tidak mampu membiayai Biaya Tenaga Kerja. Sungguh kondisi perekenomian kita dalam kondisi di ujung tanduk.
Dari sudut pandang vaksinasi yang menjadi program utama pemerintah agar tercapai Herd Immunity (kekebalan kolektif) yang pada akhirnya dapat mengurangi kasus Covid-19 sampai dengan saat ini belum berjalan sepenuhnya efektif. Dilansir dari merdeka.com, pada saat ini vaksinasi baru tercapai 28,14 % yang notabene Bapak Presiden Jokowi mengharapkan vaksinasi terhadap kurang lebih 181,5 juta bisa dituntaskan maksimal akhir tahun 2021. Sungguh hal ini menjadi tugas dan tantangan yang cukup berat bagi Ibu Pertiwi yang kita cintai. Di sisi lain masih banyak masyarakat yang belum mau atau bahkan menolak untuk divaksin.
Melihat data-data di atas sesungguhnya pertanyaan Masih Bertahankah Kita harus dilanjutkan dengan sebuah statement APA YANG SUDAH KITA BERIKAN KEPADA NEGARA TERKAIT DENGAN PANDEMI INI? Selama masyarakat tidak kooperatif dalam bekerja sama dengan Pemerintah terkait dengan penyebaran Virus COVID 19 ini maka volatilitas grafik kasus Covid-19 akan tetap naik dan turun setiap waktu. Padahal di Negara lain contoh Australia dan Amerka sudah hampir lepas masker dan kasus Covid-19 sudah menurun drastis. Tentunya kita ingin hal tersebut segera terealisasi di negeri kita tercinta.
Saya akhir-akhir ini cenderung mengamati media sosial yang menjadi momok yang cukup menyeramkan dan dapat mempengaruhi psikis masyarakat secara luas. Hampir setiap hari saya melihat message WhatssApp yang menginformasikan seseorang meninggal karena suspek Covid-19. Si A meninggal, besoknya lagi di grup lain Si B meninggal belum lagi ditambah dengan informasi Rumah Sakit A penuh Rumah Sakit B sudah terjadi antrian pasien suspek Covid-19 di IGD.
Berita-berita tersebut terjadi beruntun dan terus menerus bahkan ada berita yang diteruskan sama dengan saya pernah membaca berita tersebut di tahun lalu dan tentunya berita seperti ini dapat memicu hoax atau berita tanpa fakta. Menyebarkan berita-berita semacam ini tidak dilarang tetapi menurut saya alangkah baiknya dimulai dari diri sendiri sebaiknya kita mulai untuk menyebarkan berita-berita yang bernada positif dan cobalah untuk tidak menyebarkan berita-berita yang justru mengancam kondisi mental orang lain.
Dengan kita menyebarkan informasi-informasi yang positif dan tidak meneruskan berita-berita seperti yang sudah saya sebutkan di atas, sesungguhnya kita sudah membantu pemerintah untuk memberikan iklim yang kondusif terhadap ledakan Covid-19 ini yang tentunya akan memberikan ketentraman bagi masyarakat secara holistik. Hingga pada akhirnya saya menyimpulkan bahwa virus media sosial jauh lebih mematikan dibandingkan dengan Virus Covid-19 itu sendiri.
Kepada masyarakat secara luas mari kita bantu pemerintah dalam hal program vaksinasi Covid-19. Vaksinasi sebenarnya bukan berarti menghindarkan kita dari virus Covid-19 tetapi dengan semua lapisan masyarakat mengikuti program vaksinasi ini maka kita bersama-sama mewujudkan suatu Sistem Kesehatan Nasional yang baik dan terukur sehingga mampu menghasilkan Herd Immunitty (kekebalan kolektif/massal) dan pada akhirnya akan menurunkan grafik kasus Covid-19 itu sendiri.
Perlu kita ingat bersama bahwa program vaksinasi ini adalah salah satu bentuk hak yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat agar masyarakat memperoleh salah satu hak dasar yaitu adalah Hak Untuk Sehat. Alih-alih pemerintah sudah berusaha sekuat tenaga untuk memberikan Hak kita sebagai masyarakat, kita seharusnya tidak melakukan penolakan terhadap program pemerintah tersebut.
Masyarakat merasa sudah membayar pajak seringkali bertanya, “Kontra prestasi apa yang sudah diberikan oleh Negara kepada kita?” inilah jawabannya bahwa program vaksinasi ini adalah sebuah kontra prestasi yang diberikan dengan sangat baik oleh pemerintah kepada Warga Negaranya demi mewujudkan Indonesia yang sehat dan kuat.
Untuk saat ini kita harus bekerja bersama dengan pemerintah untuk kembali menciptakan stabilisasi dalam segala lini dan aspek baik itu ekonomi hingga sosial kemasyarakatan dari tingkat nasional hingga daerah. Detik ini masih banyak hal yang harus pemerintah lakukan baik itu mendorong investasi, pembangunan infrastruktur, percepatan berusaha hingga pada usaha pemerintah untuk mendorong kenaikan peringkat Ease of Doing Business atau tingkat kemudahan berusaha di Indonesia.
Belum lagi ditambah dengan effort pemerintah dalam pengadaan vaksinasi Covid-19 guna memenuhi target 181,5 juta jiwa. Artinya bahwa sangat kompleks apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah, yang mana hal itu dilakukan semata untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Oleh karena itu kita harus mendukung pemerintah dengan tindakan paling kecil yang bisa kita lakukan. Tunggu apa lagi mulai dari sekarang sebarkan berita-berita yang positif dan konstruktif melalui media sosial serta mari kita ikuti program vaksinasi demi mendukung pemerintah untuk menurunkan atau bahkan meniadakan Covid-19 di negeri kita tercinta. Pandemi Covid-19…Masih bertahankah kita? kita harus berani menjawab kita wajib untuk bertahan karena Pemerintah sungguh membutuhkan peran serta kita dalam seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama dari sabang sampai merauke mewujudkan Indonesia yang sehat dan kuat.
Oleh: Johan Setiawan, S.H., M.Kn. – Dosen Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Karangturi Semarang.