Menyongsong Era New Normal Dengan Sumber Daya Manusia Yang Kompetitif

Beranda > Artikel > Menyongsong Era New Normal Dengan Sumber Daya Manusia Yang Kompetitif

Oleh : Anoki Herdian Dito, S.E., M.M. – Dosen S1 Manajemen UNKARTUR Semarang

Pandemi COVID-19 sudah mengubah tatanan kehidupan masyarakat. New Normal menjadi solusi supaya roda perekonomian tetap berjalan. Masyarakat pun beraktivitas lebih banyak di rumah dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti physical distancing. Istilah Work From Home, Study From Home serta Pray From Home menjadi sebuah keharusan dan kelaziman dalam menghadapi masa awal pandemi Covid-19 ini. Dampak selanjutnya adalah munculnya banyak bisnis yang dijalankan dari rumah (stay at home business). Selanjutnya aktivitas bisnis tersebut yang semakin lama semakin meningkat menjadikan pergerakan ekonomi masyarakat yang berasal dari rumah semakin menguat (stay at home economy).

Penerapan tatanan New Normal ini berlaku untuk semua manusia, pada tingkat individual, kelompok dan masyarakat. Dampak Covid-19 tidak hanya mempengaruhi ekonomi namun juga kesehatan bahkan nyawa manusia, maka untuk menjaga kelangsungan hidup manusia diharapkan bisa hidup berdampingan dan berdamai dengan Covid-19. Artinya akivitas produktif manusia dan organisasi harus tetap dilakukan, dengan syarat harus menyesuaikan dan mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Selain memberikan dampak negatif kepada organisasi atau perusahaan, ternyata ada hikmah pembelajaran positif yang bisa diambil, khususnya pada departemen Sumber Daya Manusia dalam membangun dan mengembangkan sebuah keterampilan baru. Sumber daya manusia yang kompetitif merupakan agen perubahan yang mampu berinovasi dan mempunyai luaran yang sangat dibutuhkan dalam persaiangan perusahaan. Berikut adalah poin poin yang bisa diterapkan oleh departemen MSDM dalam menciptakan sumber daya manusia yang kompetitif untuk memasuki era New Normal.

1. Terlibat aktif dalam memperkirakan arus kas perusahaan, bertujuan sebagai sebuah langkah preventif dalam ketidakpastian situasi di masa depan pasca pandemi Covid-19. Artinya, cash flow perusahaan harus tetap terjaga demi kelangsungan hidup dan ketahanan perusahaan khususnya dalam alokasi pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia.

2. Melakukan analisa tingkat keparahan yang bertujuan untuk mengenali dan mempertahankan siapa saja pemain kunci yang ada dalam perusahaan. Dampak keparahan yang dianalisis meliputi sisi emosional, komitmen, semangat, dan loyalitas kerja.

3. Melakukan tinjauan ulang data-based karyawan kunci disesuaikan dengan rencana suksesi/ objektif yang relevan. Langkah ini ditujukan sebagai dasar apabila perlu dilakukan re-design  terkait langkah strategis efisiensi dan optimalisasi sumber daya manusia.

4. Perubahan budaya dalam organisasi. Dalam proses perubahan budaya ini, seluruh anggota organisasi perlu dilibatkan, diinformasikan melalui komunikasi yang transparan dan jujur. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan (trust) dan menghindari konfik dan kesalahpahaman antar anggota organisasi dengan tata cara kerja yang baru.

5. Information Asymmetry, yaitu peran strategis pada tata kelola informasi bagi organisasi. Manajer SDM diharapkan bisa mengelola informasi secara benar dan jujur serta tidak terpancing dengan berbagai informasi yang tidak jelas asal-usulnya sehingga tidak menyebarkan informasi yang tidak benar (hoax).

6. Separate Signal/Noise, departemen Sumber Daya Manusia harus fokus pada hal yang memang benar-benar relevan di masa yang tidak menentu ini. Segala kompleksitas peristiwa dan informasi harus benar-benar didalami sebagai dasar pengambilan keputusan yang akurat, efektif dan efisien bagi perusahaan.

7. Office Guidance,  manajer Sumber Daya Manusia harus mampu menjadi petunjuk dan menjelaskan kebutuhan talent, kepemimpinan dan organisasi. Talent: apakah organisasi sudah mempunyai karyawan yang tepat, dengan kemampuan yang tepat dan mengalokasikan pada tempat kerja yang tepat untuk memenangkan situasi transisi saat ini. Kepemimpinan: sudahkah organisasi memiliki seorang leader baik sebagai pribadi atau pemimpin organisasi yang sesuai untuk mampu selamat dari badai krisis Covid-19 ini. Termasuk didalmnya bagaimana leadership mampu mengayomi secara spiritual/ regilious, menggandeng tenaga kerja yang didominasi generasi millennial, dan mampu menggunakan berbagai aplikasi digital di era ini. Organisasi: apakah organisasi memiliki budaya yang tepat untuk diterapkan di situasi ini untuk memenangkan pasar sekarang ini.

8. Anticipatory Solutions, Manajemen Sumber Daya Manusia mampu merespon secara cepat atas segala perubahan yang terjadi, serta mampu menjadi agen pendukung perubahan sosial organisasi yang memberikan kemanfaatan bagi keberlangsungan hidup semua steakholder yang terlibat baik internal maupun eksternal. 

Peran Manajemen Sumber Daya Manusia di era New Normal ini sangat krusial, artinya harus dilakukan peninjuan secara mendalam terhadap segala macam perubahan yang terjadi dan tidak tergesa-gesa dalam pengambilan kebijakan dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang bagi organisasi atau perusahaan. Salah satu kunci organisasi mampu bersaing secara ideal adalah membangun dan menciptakan aset sumber daya manusia dengan  keunggulan kompetitif yang berkelanjutan

Artikel telah terbit di : Tribun Jateng

Leave a Reply

2 + 11 =