Oleh Hatmiyarni Tri Handayani S Tp M Sc, Program Studi S1-Tekpang Unkartur
Jurusan Teknologi Pangan di Universitas Nasional Karangturi (Unkartur) sering didengar akan program coffeedemic-nya. Meskipun begitu, rupanya, jurusan baru di Unkartur ini tidak hanya mengunggulkan ilmu kopinya lho. Ada beberapa hal yang diunggulkan dan tentu bisa didapatkan mahasiswa jika memilih jurusan yang satu ini. Seperti jurusan teknologi pangan di universitas lainnya, program studi di Unkartur juga mengarahkan mahasiswanya untuk menjaga ketahanan pangan.
“Ketahanan pangan secara internasional adalah suatu keadaan yang memungkinkan setiap individu memiliki akses terhadap sesuatu di sekitarnya terutama adalah pangan lokal. Banyak orang yang tadinya hanya menganggap pangan lokal sebelah mata. Tapi kami di teknologi pangan ini dapat mengubah yang tadinya dianggap tidak bermanfaat bisa dimanfaatkan kembali untuk menjaga ketahanan pangan,” ujar Hatmiyarni Tri Handayani S Tp M Sc, Ketua Program Studi S1-Tekpang Unkartur, belum lama ini. Ketahanan pangan itu, Hatmiyarni memaparkan, dapat dilakukan dengan berbagai inovasi di antaranya melakukan diversifikasi produk. Para mahasiswa teknologi pangan ini diajari tentang membuat suatu produk baru dengan bahan yang sama atau menambahkan bahan lain sehingga produk itu dapat bernilai jual tinggi. Hatmiyarni menjelaskan, produk dibuat tentu dengan tetap mempertimbangkan manfaat dan komposisi yang akan digunakan.
“Misal bahan lokal ubi bisa untuk pengganti beras. Ini bisa dipakai saat mungkin sedang mengalami krisis. Selain bisa kita konsumsi sendiri, juga bisa diolah untuk diperjualbelikan,” terang Hatmiyarni.
Tak hanya soal ketahanan pangan. Hatmiyarni menjelaskan, para mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan juga diajari untuk berwirausaha. Hal itu didapatkan melalui mata kuliah kewirausahaan pangan. Menurut Hatmiyarni, kewirausahaan pangan ini untuk mempersiapkan mahasiswa ketika nantinya sudah lulus dari Unkartur. “Selain lulus dari sini dan bekerja di suatu perusahaan ataupun menjadi ASN, mahasiswa itu nanti dapat berwirausaha. Wirausaha ini modal yang kami berikan saat kuliah. Jadi kami berikan berbagai wawasan ada kopi, teh, kakao, ada pengolahan daging.
Kemudian di Semarang ini kan pesisir, banyak produksi ikan tapi pemanfaatan ikan atau konsumsi ikan itu masih rendah. Itu kami berikan pengetahuan, jadi nanti terserah mahasiswa itu setelah lulus atau saat masih kuliah akan menciptakan suatu produk yang dapat dipasarkan, bagaimana membuat produk laku, enak, dan dengan berbagai pengujian. Itu yang kami persiapkan supaya mahasiswa ini mempunyai bekal,” ungkapnya.
Di samping itu, Hatmiyarni membeberkan, ada pula mata kuliah terkait pangan yang didapatkan mahasiswa. Menurutnya, pangan merupakan makanan dan minuman yang memiliki komposisi kimia seperti karbohidrat, protein, mineral air, dan sebagainya. Mata kuliah tersebut didapatkan mahasiswa di semester awal. Lantas berlanjut kimia pangan dan analisa pangan. “Kimia itu tidak hanya di kimia dasar satu dan dua, tetapi kembali lagi ke kimia pangan. Analisa pangan, kami juga memberikan pengetahuan terkait bahan-bahan yang bagus dan aman digunakan. Kemudian alat yang kita buat untuk mengeringkan suatu produk itu bagusnya dikeringkan dengan sinar matahari secara total atau menggunakan pengering.
Jadi untuk mesin-mesin dan peralatan teknologi pangan ini memang cukup akan kami berikan juga ke mahasiswa di samping gizi dan evaluasi,” terangnya. Lebih lanjut Hatmiyarni menerangkan, mahasiswanya juga diberi pengetahuan terkait bahan yang bisa diolah menjadi berbagai macam produk minuman maupun makanan. Juga ilmu terkait pengemasan.
“Nah, pengemasan yang bagus itu seperti apa, yang cocok untuk bahan ini kita harus tahu.
Kami adakan kewirausahaan pangan, kami ajarkan ke mahasiswa bagaimana nanti si mahasiswa tidak hanya harus bisa teori tetapi juga menciptakan suatu produk yang bisa dipasarkan walaupun awalnya hanya bisa memasarkan di area internal kampus.
Di samping itu, setiap mata kuliah akan menuntut mahasiswa untuk menciptakan produk.
Ada satu mata kuliah pengembangan produk dan evaluasi sensori, 4 SKS.
Kami berikan teori dan mahasiswa dmenciptakan suatu produk itu.
Kami jadikan satu semester dengan kewirausahaan pangan karena mahasiswa nanti juga memasarkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Hatmiyarni membeberkan, para mahasiswa teknologi pangan di Unkartur ini juga diperkuat dengan bekal pengetahuan dan pengalaman berupa kunjungan ke industri, perancangan pabrik, hingga magang sebelum memasuki dunia kerja.
Adapun magang dilakukan kurang lebih selama tiga bulan.
“Kami terjunkan benar-benar mahasiswa untuk mengetahui seluk-beluk dari perusahaan, bukan kerahasiaan tapi bagaimana cara penerimaan bahan bakunya, proses pengolahannya, pemasarannya, hingga pengelolaan keuangannya.
Kami banyak penyokong, ada Marimas dan lain-lain.
Jadi nanti bisa kita terjunkan ke Marimas, nissin, Indofood, atau bahkan perkebunan, karena teknologi pangan itu arahnya setelah panen.
Menariknya teknologi pangan ini juga bisa bekerjasama dengan (jurusan) sistem informasi.
Kami menciptakan produk, kemudian sistem informasi membuat aplikasi pemasarannya.
Kami juga bekerjasama dengan manajemen, manajemen informasi kesehatan.
Jadi kami benar-benar tidak berdiri sendiri, melainkan untuk segala lini,” tukasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Ini yang Akan Anda Dapatkan Jika Pilih Jurusan Teknologi Pangan di Unkartur Semarang, https://jateng.tribunnews.com/2020/05/18/ini-yang-akan-anda-dapatkan-jika-pilih-jurusan-teknologi-pangan-di-unkartur-semarang?page=4.
Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: muh radlis