Es Cendol Dawet Kole, Perpaduan Cendol Kopi dan Lele

Beranda > Artikel > Es Cendol Dawet Kole, Perpaduan Cendol Kopi dan Lele

Novia Anggraeni, S.Pi., M.Sc dan Hatmiyarni Tri Handayani, S. TP., M.Sc

Dosen Teknologi Pangan Universitas Nasional Karangturi

Dawet atau cendol biasanya dibuat dengan bahan baku tepung hunkwe. Di tangan Dosen Prodi Teknologi Pangan Universitas Nasional Karangturi, dawet dapat dibuat dari bahan ikan lele dan espreso kopi robusta.

Emang gak bau amis? Wah, seperti apa ya? Penasaran…? Yuk simak penjelasannya yaaa….

Rata-rata orang Indonesia mengkonsumsi ikan hanya sembilan kilogram per tahun, bahkan ada yang tidak suka dengan ikan lele. Pada umumnya, ikan lele diolah menjadi lauk pendamping nasi seperti pecel lele, pecak lele, atau abon lele. Akan tetapi, di tangan prodi Teknologi Pangan Universitas Nasional Karangturi Semarang, ikan lele  bisa diolah menjadi minuman menyegarkan. Ide ini muncul ketika terjadi obrolan dua Dosen Teknologi Pangan, yaitu Hatmi dan Novia berada di ruang marketing Unkartur membicarakan acara Hari Pangan Sedunia, yang dibuat dengan konsep Pengabdian Masyarakat untuk SMA.

Novia mengusulkan untuk membuat dawet dari ikan lele. Kemudian ide tersebut disempurnakan Bu Hatmi dengan menambah kopi di dalam produk tersebut karena brand Teknologi Pangan adalah peminatan kopi. Terjadilah kesepakatan untuk membuat produk es dawet ikan lele dengan dicampur kopi. 

Novia pernah mengikuti lomba pengabdian masyarakat di Desa Kandri, Gunungpati Semarang dengan membuat cendol dari belut karna adanya potensi belut di Desa Kandri. Setelah menjadi Dosen Teknologi Pangan Unkartur, Novia mengubah bahan baku yang tadinya belut menjadi ikan lele yang harganya murah dan bisa didapatkan di mana pun.

Walaupun berbahan baku ikan lele yang umumnya beraroma anyir, Novia menjanjikan bahwa dawet ayu buatannya nggak berbau demikian. Soal kualitas, dawet lele Novia nggak perlu diragukan lagi.

Setelah puluhan kali melakukan eksperimen, Novia pun akhirnya menemukan “resep spesial” untuk membuat dawet dari ikan lele dengan perpaduan kopi robusta. Novia menuturkan, ikan lele yang akan dijadikan dawet harus diolah dengan tepat agar nggak bau anyir. 

Kuncinya, daging ikan harus di-fillet dengan sangat hati-hati agar pembuluh-pembuluh di perut lele nggak pecah. Selanjutnya, fillet lele dikukus dan dicampur dengan adonan hunkwe, air daun pandan, dan garam. Campuran ini dimasak sambil diaduk hingga mengental. Setelah mengental, dawet dicetak menggunakan cetakan dawet. Kemudian dihidangkan dengan campuran susu, espresso kopi robusta dan  gula aren. Nah, sudah tahu pastinya ya sekarang nama Es Kole itu apa? Nama Es Kole itu sendiri berasal dari singkatan “ Kopi Lele”. Rencananya Es Kole ini akan digunakan sebagai brand dari Teknologi Pangan Universitas Nasional Karangturi Semarang.

Leave a Reply

nineteen − six =