Mengasah Logika Berpikir Anak dengan Belajar Membuat Game dengan Scratch

Beranda > Artikel > Mengasah Logika Berpikir Anak dengan Belajar Membuat Game dengan Scratch

Oleh Ahmad Nugroho, Dosen Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Unkartur

Di era digital saat ini, mengasah logika berpikir anak menjadi keterampilan penting untuk menghadapi tantangan masa depan. Salah satu cara efektif dan menyenangkan untuk melatih logika berpikir adalah dengan belajar membuat game menggunakan Scratch.

Scratch adalah platform pemrograman visual yang dirancang khusus untuk anak-anak. Layanan ini dikembangkan oleh MIT Media Lab, dan telah diterjemahkan ke lebih dari 60 bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Dengan antarmuka drag-and-drop, Scratch memungkinkan anak menciptakan game, animasi, dan cerita interaktif tanpa harus memahami kode pemrograman yang rumit. Melalui Scratch, anak diajak untuk berpikir secara terstruktur dan logis, karena setiap blok kode harus diatur dengan urutan tertentu agar program berjalan sesuai harapan.

Manfaat Belajar Membuat Game dengan Scratch

  1. Melatih Pemecahan Masalah:
    Dalam membuat game, anak akan menghadapi berbagai tantangan, seperti membuat karakter bergerak atau menciptakan skor. Proses mencari solusi ini melatih mereka untuk berpikir kritis dan kreatif.
  2. Mengembangkan Kemampuan Logika:
    Scratch mengajarkan konsep logika dasar seperti if-else, looping, dan variabel. Konsep ini memperkuat kemampuan berpikir sistematis anak.
  3. Mengintegrasikan Kreativitas:
    Membuat game di Scratch tidak hanya soal logika, tetapi juga tentang desain dan cerita. Anak dapat mengekspresikan imajinasi mereka sambil belajar teknologi.
  4. Meningkatkan Kolaborasi dan Komunikasi:
    Scratch memiliki komunitas online tempat anak-anak dapat berbagi karya mereka dan belajar dari orang lain. Ini membantu mereka belajar bekerja dalam tim dan menerima masukan.

Ahmad Nugroho, S.Kom., M.Eng . Selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Nasional Karangturi mengembangkan game sederhana namun dapat melatih pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan logika, mengasah kreatifitas dan meningkatkan kolaborasi dan komunikasi. Berikut adalah beberapa aplikasi yang dikembangkan oleh Pak Ahmad dengan Scratch:

  1. Kuda Jingkrak:

“Kuda Jingkrak” adalah game sederhana dan seru yang dibuat menggunakan Scratch. Dalam game ini, pemain mengontrol seekor kuda yang berlari tanpa henti di sebuah jalur. Tantangan utama adalah membantu kuda melompati batu-batu yang muncul di jalurnya. Pemain harus menekan tombol spasi untuk membuat kuda melompat tepat waktu agar tidak menabrak batu. Skor akan bertambah setiap kali kuda berhasil melewati batu tanpa hambatan. Dengan grafik yang ceria dan mekanik permainan yang sederhana, game ini cocok untuk melatih fokus, refleks, dan koordinasi pemain.

2. Space Shooter

“Space Shooter” adalah game seru berbasis Scratch yang membawa pemain ke tengah pertempuran luar angkasa. Dalam game ini, pemain mengendalikan sebuah pesawat luar angkasa yang harus menghancurkan pesawat alien yang datang dari segala arah. Pemain dapat menggunakan tombol panah untuk menggerakkan pesawat dan tombol spasi untuk menembakkan laser.

3. Kepiting Pinalti

“Kepiting Penalti” menghadirkan keseruan pertandingan sepak bola dengan Scratch. Dalam game ini, pemain berperan sebagai penendang yang harus mencetak gol ke gawang dengan kiper seekor kepiting yang terus bergerak untuk menggagalkan tendangan. Pemain dapat menentukan arah dan kekuatan tendangan dengan mengklik tombol tertentu. Setiap gol yang berhasil mencetak poin, sementara meleset atau diselamatkan oleh kiper kepiting akan menjadi tantangan untuk meningkatkan fokus dan strategi.

Sebagai seorang pendidik, Pak Ahmad percaya bahwa teknologi seperti Scratch tidak hanya alat untuk bermain, tetapi juga sarana pembelajaran yang berdampak besar. Dengan memulai perjalanan coding melalui Scratch, anak-anak tidak hanya belajar membuat game, tetapi juga membangun dasar keterampilan penting yang akan berguna di masa depan.

Mari kita dorong anak-anak untuk bukan hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta teknologi!

(Ahmad Nugroho, S.Kom., M.Eng. adalah Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Nasional Karangturi, dengan minat pada pendidikan teknologi dan transformasi digital.)

Leave a Reply

fifteen − 8 =