Setiap tahunnya di Negara-Negara yang sudah maju mempunyai sebuah peringatan yang bernama Black Friday dilakukan setiap Jumat minggu terakhir pada bulan November. Pada tahun 2021 peringatan Black Friday jatuh pada tanggal 26 November 2021.Peringatan Black Friday merupakan sebuah istilah tidak resmi yang berasal dari negara Amerika untuk hari Jumat setelah perayaan Thanksgiving.
Black Friday merupakan surga belanja dan dikenal juga sebagai “Hari Belanja Sedunia” karena kebiasaan tersebut telah menyebar ke berbagai negara. Black Friday, seperti namanya, terjadi pada hari Jumat di akhir November. Black Friday biasanya identik dengan sejumlah promo dan diskon dari berbagai macam produk, terutama yang terpajang di e-commerce. Banyak orang menantikan momen ini. Pada Black Friday, pedagang akan mengiklankan dan menawarkan diskon besar-besaran kepada pelanggan.
Black Friday merupakan hari yang dipenuhi dengan penawaran belanja khusus dan diskon besar yang menandai awal musim belanja liburan. Black Friday menjadi tolak ukur kondisi ekonomi negara dan cara termudah bagi para pakar ekonomi untuk mengukurnya karena puncak jatuh pada hari ini. Para pakar ekonomi percaya bahwa penjualan yang lebih rendah pada hari Black Friday tahun ini adalah tanda bahwa ekonomi sedang melambat. Untuk menarik pembeli sebanyak mungkin pedagang, baik online maupun offline, membuka toko mereka untuk waktu yang lama, dari pagi hari hingga tengah malam. Mereka akan memanfaatkan hari itu untuk menawarkan barang dengan harga terendah. Mereka sering menimbun untuk tujuan menjualnya pada Black Friday.
Pengakuan terhadap efek yang dihasilkan oleh Black Friday yang menghasilkan peningkatan transaksi akan menimbulkan kesejahteraan yang meningkat pada perusahaan yang menawarkan diskon pada saat Black Friday. Pada masing-masing negara dari 55 negara, jumlah transaksi online pada Black Friday meningkat secara signifikan bila dibandingkan dengan hari biasa. Tidak mengherankan jika pada bulan November biasanya adalah bulan di mana sebagian besar laba dihasilkan. Menurut perkiraan, sekitar 20% dari omset tahunan dihasilkan pada bulan November.
Black Friday terkenal dengan diskon yang mencapai hingga 80-90%. Meskipun jumlah barang yang tersedia untuk diskon 90% sangat terbatas, mereka yang berpartisipasi dalam Black Friday yakin bahwa barang yang tersedia betul-betul di diskon. Menurut data Black Friday 2017 diskon terbesar tersedia untuk orang Amerika (rata-rata penurunan harga 68%), Kanada (66%) dan Ukraina (66%). Sementara rasio diskon yang tidak begitu impresif ditemukan di Rusia (rata-rata penurunan harga 58%), Brasil (57%) dan Turki (56%), dimana rasio rata-rata dunia sekitar 55%.
Di Indonesia dan di seluruh dunia, Black Friday berikutnya akan berlangsung pada 26 November 2021 Puncak aktivitas belanja berlangsung pada pukul 10:00 hingga 13:00. Selama Black Friday Orang Indonesia berencana untuk membelanjakan di toko online maupun konvensional rata-rata membeli 3 produk dalam momen ini. Penjualan Black Friday memiliki peran penting tidak hanya dalam hal kenaikan omzet e-commerce tetapi juga aktivitas pembelinya. Di awal November, Para Pedangang usaha kecil dan menengah, serta brand besar, memulai persiapan Black Friday. Mereka mengumumkan penjualan besar yang akan terjadi pada akhir November, baik online juga toko konvensional.
Produk teratas dibeli oleh orang Indonesia menurut survei, di antara warga Indonesia yang akan berbelanja pada hari Black Friday, 36 persen sudah tahu apa yang harus dibeli. Adapun jumlah barang yang dibeli, orang Indonesia rata-rata 3 produk. Pada data Statistik 2020 menunjukkan bahwa kategori produk paling populer di antara pembeli Black Fridaydi Indonesiaadalah sepatu, pakaian, elektronik, kosmetik dan parfum, serta travel.
Pada Intinya Black Friday merupakan momen yang sangat bagus untuk mencari keuntungan dan menambah kesejahteraan bagi pedagang dalam meningkatkan keuntungan. Dengan adanya momen Black Friday yang ada pada bulan November ini merupakan momen yang tepat untuk memberikan penawaran harga khusus dengan menggunakan diskon atau Presale barang yang kurang diminati sehingga tidak terjadi penumpukan barang tidak laku.
Oleh : Bonaventura Hendrawan Maranata, S.E., M.M. – Dosen Program Studi Manajemen Unkartur Semarang