Oleh: Flemming Panggabean, MBA, Ph.D. (Candidate) – Dosen Manajemen Universitas Nasional Karangturi
Di Era
Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan Internet of Things, 3D printing, artificial intelligence dan big data, keberadaan data menjadi sangat penting di dalam setiap pengambilan keputusan strategis di perusahaan.
Data ini diproses dengan alat canggih (analitik dan algoritma) untuk menghasilkan informasi yang logik.
Data yang diproses tersebut juga dapat membantu mempertimbangkan adanya masalah yang terlihat dan tidak terlihat di dalam operasional industri.
Proses mengubah data menjadi suatu pengetahuan bisnis yang bernilai tambah ini dilakukan dengan memakai teknik dan alat bantu yang dikenal dengan analitik bisnis (business analytic).
Secara definisi, analitik bisnis ini dapat diartikan sebagai suatu keterampilan, metode, pendekatan, dan alat yang digunakan untuk mengubah data menjadi informasi, agar pimpinan perusahaan (level manajerial) dapat mengambil suatu pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik.
Keahlian business analytic adalah menjadi satu keahlian terpenting yang harus dimiliki oleh level manajerial sebuah organisasi di dalam menanggapi ketersediaan data yang melimpah (big data) dan keberagaman data yang luar biasa.
Karenanya, tidak sedikit para manajer perusahaan dari berbagai lini fungsi tertarik agar dapat memiliki keahlian business analytic ini dan kelak dapat menerapkannya di organisasi yang mereka pimpin.
Penggunaan analitik bisnis telah tumbuh secara eksponensial di semua bidang, termasuk layanan kesehatan, pemerintahan, ritel, e-commerce, media, manufaktur, dan industri jasa.
Business analytic ini menjadi sangat penting di dalam mensegmentasi pelanggan, menentukan harga produk dan layanan mereka, dan menyesuaikan penawaran terhadap kebutuhan pelanggan untuk memaksimalkan nilai pemegang saham dan mengoptimalkan operasi bisnis.
Karenanya, hal yang perlu diperhatikan agar analitik bisnis ini dapat diterapkan dengan sukses, perlu memperhatikan kualitas data, analis yang terampil yang memahami teknologi dan bisnis, dan komitmen organisasi untuk menggunakan data untuk mendapatkan wawasan yang menginformasikan keputusan bisnis.
Dengan adanya kebutuhan keahlian business analytic ini, maka Universitas Nasional Karangturi (UNKARTUR) Semarang, kami mendidik generasi untuk mampu memiliki pemahaman yang kuat terhadap data dan mengolahnya sehingga dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Bentuknya berupa pembelajaran business analytics yang diajarkan di dalam pelatihan kompetensi tambahan untuk membantu memperluas mahasiswa agar kompeten menjadi analis bisnis, analis intelijen bisnis, manajer pengembangan bisnis, analis riset pasar.
Jenis-jenis Business Analytics
Terdapat beberapa jenis dari business analytics, antara lain:
Analitik deskriptif, yang melacak indikator kinerja utama (KPI) untuk memahami kondisi bisnis saat ini. Jenis yang pertama ini, erat kaitannya dengan Business Intelligence (BI). BI tools umumnya berfungsi untuk mengolah historical data, yaitu data transaksi yang sudah terjadi dan disimpan dalam data mart/ data warehouse.
Analitik prediktif, yang menganalisis data tren untuk menilai kemungkinan hasil di masa depan. Contohnya di dalam Clinical decision support systems, untuk mendapatkan prediksi potensi penyakit yang mungkin akan timbul pada pasien; dan Analitik preskriptif, yang menggunakan kinerja masa lalu untuk menghasilkan rekomendasi tentang bagaimana menangani situasi serupa di masa depan.
Sumber data untuk prescriptive analytics dapat berasal dari sumber internal, yaitu data perusahaan; juga eksternal, yang dikenal sebagai data environment (lingkungan sekitar–seperti data kompetitor, data media sosial, data indeks, maupun data lainnya).
Tools Business Analytics Yang Ada
Terdapat beberapa business analytics tools yang sering digunakan oleh industri, misalnya saja berupa data visualization tools, Business intelligence reporting software (Cognos, hyperion), Self-service analytics platforms, Statistical analysis tools, Big data platforms.
Self-service sendiri telah menjadi tren utama di antara business analytics tools.
Pengguna sekarang menuntut software yang mudah digunakan dan tidak memerlukan pelatihan khusus.
Perusahaan-perusahaan besar seperti perusahaan telko, perusahaa Fast Moving Consumer Goods (FMCG)s, yang didorong oleh data (data-driven company) akan memperlakukan data mereka sebagai aset perusahaan dan secara aktif mencari cara untuk mengubahnya menjadi keunggulan kompetitif. Dengan berbekal keahlian business analytics yang kuat serta penguasaan business analytics tools tentunya akan membuat lulusan manajemen generasi saat ini menjadi sangat dibutuhkan oleh industri yang saat ini sedang memasuki era Industri 4.0