Oleh: Maria Andriyani, SE.,MM – Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Nasional Karangturi
Tahapan Revolusi Industri
Awal tahapan Revolusi Industri 1.0 terjadi pada tahun 1760 – 1840, pada saat tenaga uap ditemukan oleh Ilmuwan James Watt pada tahun 1764.
Pada saat itu terjadi perubahan bagaimana proses manufaktur dari tenaga manusia beralih ke tenaga mesin, hingga pada tahun 1783 – Marquis de Jouffroy, menemukan mesin uap penggerak kapal.
Hal ini memberikan dampak terjadinya banyak pengangguran. Tahapan revolusi Industri terus berlanjut, terjadi pada saat penemuan listrik pada tahun 1870, listrik dipergunakan untuk produksi masal produk serta assembly line yang meningkatkan produksi barang, pada tahap ini dikenal dengan revolusi Industri 2.0.
Proses Assembly line sendiri dikenalkan oleh Henry Ford, pendiri brand mobil Ford. Apa itu assembly line? assembly line adalah proses manufacturing dimana setiap bagian disusun berdasarkan urutan untuk menghasilkan produk jadi yang lebih cepat dibanding metode manufacturing yang biasa, efeknya efisiensi waktu bisa terwujud.
Revolusi Industri tahap 3.0 terjadi pada tahun 1969 dimana terjadi Inovasi teknologi informasi, komersialiasi personal computer, dll. Hingga pada tahapan revolusi Industri yang saat ini kita sebut dengan revolusi Industri 4.0.
Dalam revolusi industri 4.0 ditandai dengan Cyber Physical system, ciri-cirinya kegiatan manufaktur terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big data secara masif, serta penggunaan Artificial Intellegent, dan Internet of Things (IOT).
Dalam menghadapi revolusi Industri 4.0, dunia pendidikan harus mempersiapkan diri untuk dapat membekali anak didik mereka untuk dapat menjadi sumber daya yang mumpuni dan mampu beradaptasi dengan perubahan dunia Industri dan teknologi dengan cepat.
Para pendidik harus mempersiapkan dan membuat metode pembelajaran pendidikan yang tepat dan mampu bersinergi dengan perkembangan zaman.
Dalam hal ini para pendidik menjadi salah satu bagian penting dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia, hal yang paling mendasar atau fundamental adalah memperbaiki pola pikir.
Pola pikir sumber daya manusia yang hanya mengedepankan hard skill akan kalah bersaing dengan pola pikir sumber daya manusia yang mampu melatih hard skill dan soft skill mereka secara seimbang.
Permintaan akan sumber daya manusia yang memiliki Skill pada tahun 2020 nantinya akan semakin meningkat tuntutannya, menurut , The Future of Jobs Report, World Economic Forum, definisi skill berdasarkan O*NET Content Model, US Department of Labor & Bureau of Labor Statistics, skala pemetaan skill akan SDM antara lain sebagai berikut : 36% permintaan akan sumber daya manusia yang memiliki skill problem solving, 19% Social skill, berikutnya 18% terletak pada process skill, 15% Cognitive Abilities, 13% Resources Managemen Skills, 12% Technical Skills, 10% Content Skills, 4% Physical Abilities.
Kompetensi Akuntan Era 4.0
Peningkatan kompetensi Akuntan pada era Indutri 4.0 mau tidak mau harus dilakukan.
Kompetensi akuntansi adalah lulusan akuntansi/akuntan untuk mampu mengintegrasikan manajemen dan metode analisis, didukung oleh teknologi, dengan tujuan membantu perusahaan untuk merumuskan dan melaksanakan strateginya dengan sukses.
Dalam mewujudkan peningkatan kompetensi lulusan Akuntan, pembelajaran dalam pendidikan Akuntan harus berintegrasi dengan pembelajaran sistem informasi dan kompetensi technology, hal tersebut dapat dimasukkan kedalam kurikulum pembelajaran.Sejalan dengan tuntutan perkembangan saat ini, Universitas Nasional Karangturi menawarkan program double major yang dapat diambil bagi calon mahasiswa/mahasiswi yang memilih fakultas Ekonomi Akuntansi.
Program double major ini bisa di pilih bagi mahasiswa Akuntansi yang nantinya selain ahli dalam bidang Akuntansi juga bisa mendapatkan ketrampilan tambahan dibidang Sistem Informasi yang saat ini sangat dibutuhkan.